Pengamat Sebut Luhut Mulai Buang Badan dari Proyek Kereta Cepat Whoosh 

Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh memang sudah bermasalah sejak awal

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan dinilai mulai buang badan dari Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh

Pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan soal proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh menjadi sorotan publik. Pasalnya Luhut menyebut Whoosh memang sudah bermasalah sejak awal. 

Pernyataan itu dinilai sebagai cara Luhut lari dari tanggung jawab. Pasalnya ia adalah Ketua Komite Proyek KCJB seperti tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana KCJB.

Pengamat sosial politik, Muhammad Said Didu menuding Luhut Binsar Pandjaitan mulai buang badan dalam polemik proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh. 

Tanda-tanda bakal buang badan terlihat dari pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) itu yang menyebut proyek KCJB memang sudah busuk sejak awal. 

“Hahaha, ada yang mulai buang badan,” tulis mantan Sekretaris Kementerian BUMN ini di akun X pribadinya, @msaid_didu, Minggu 19 Oktober 2025.

Pengamat politik Hendri Satrio melalui cuitan di akun X @satriohendri menyebut pernyataan Luhut justru membuka tabir lama tentang bagaimana proyek strategis nasional itu dikelola di masa pemerintahan sebelumnya.

“Pernyataan Luhut justru membuka tabir ‘busuk’ pemerintahan sebelumnya,” kata pria yang biasa disapa Hensat ini.

Sebelumnya Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh memang sudah bermasalah sejak awal. Bahkan saat berbicara di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025, Luhut menyebut dirinya menerima proyek Whoosh sudah dalam kondisi busuk.

Mantan Menko Kemaritiman dan Investasi ini pihaknya bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah melakukan audit menyeluruh guna menyelamatkan proyek yang pembangunannya dilakukan oleh China itu.

“Saya yang dari awal mengerjakan itu, karena saya nerima sudah busuk itu barang. Lalu kita coba perbaiki, kita audit, BPKP ikut, kemudian kita berunding dengan China,” ujar Luhut.

Direktur Eksekutif Centre for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi pernyataan itu aneh lantaran Luhut adalah Ketua Komite Proyek KCJB. Uchok menilai Luhut sedang panik alias kebakaran kumis lantaran muncul dugaan penggelembungan atau mark up biaya pembangunan KCJB.

"Mungkin karena muncul dugaan mark-up biaya pembangunan Kereta Whoosh, Luhut langsung bilang barang busuk. Seperti kebakaran kumis," ujarnya. 

Saat memberikan keterangan, Minggu 19 Oktober 2025, Uchok menilai Luhut seperti menampar air kena muka sendiri.

"Ini seperti menampar air kena muka sendiri," ucap Uchok.

Itulah sebabnya mantan Koordinator Advokasi dan investigasi Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) ini mendesak agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jemput bola terkait dugaan mark up yang sulit ditutupi dari proyek KCJB yang digagas Jokowi sejak 2016-2023.

"Kita mendesak KPK usut itu potensi kerugian negara dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang nilai proyeknya sekitar 7,2 miliar dolar AS. Padahal semula, China mengajukan biaya 5,5 miliar dolar AS. Itu untuk apa saja? Sekarang yang nanggung utang kereta cepat, rakyat-rakyat juga lewat pajak," ungkap Uchok.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: [email protected]